Contoh Makalah Sistem Perekonomian Indonesia dan Brazil

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Perekonomian Brazil
Brasil adalah perekonomian nasional terbesar di Amerika Latin , yang keenam ekonomi dunia terbesar pada nilai tukar pasar dan terbesar ketujuh dalam paritas daya beli(PPP), menurut Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia. Brasil memiliki ekonomi campuran dengan sumber daya alam yang melimpah. Ekonomi Brasil telah diprediksi menjadi salah satu dari lima terbesar di dunia dalam beberapa dekade ke depan, PDB per kapita mengikuti dan berkembang. PDB saat ini (PPP) per kapita adalah $ 10.200, menempatkan Brasil di posisi ke-64 menurut data Bank Dunia. Ini memiliki besar dan dikembangkan pertanian , pertambangan , manufaktur , dan sektor jasa , serta kolam tenaga kerja yang besar. 
Ekonomi Brazil adalah dunia terbesar ketujuh dengan nominal PDB . Brasil memiliki cukup pasar bebas dan ekonomi yang berorientasi ke dalam. Ekonominya merupakan yang terbesar di Amerika Latin negara dan kedua terbesar di belahan bumi barat. Brazil adalah salah satu yang tumbuh paling cepat ekonomi utama di dunia dengan rata-rata pertumbuhan PDB tahunan lebih dari 5 persen. Dalam real Brasil , PDB diperkirakan R $ 4403000000000 pada tahun 2013. Perekonomian Brasil telah diprediksi menjadi salah satu dari lima negara terbesar di dunia dalam beberapa dekade ke depan. Brazil adalah anggota dari organisasi ekonomi yang beragam, seperti Mercosur , Unasul , G8 +5 , G20 , WTO , dan Kelompok Cairns . Perdagangan nomor mitra dalam ratusan, dengan 60 persen dari ekspor sebagian besar dari manufaktur atau setengah jadi . barang mitra dagang utama Brasil di tahun 2008 adalah: Mercosul dan Amerika Latin (25,9 persen dari perdagangan), Uni Eropa(23,4 persen), Asia ( 18,9 persen), yang Amerika Serikat (14,0 persen), dan lain-lain (17,8 persen). 
Menurut World Economic Forum, Brasil adalah negara teratas dalam evolusi ke atas daya saing pada tahun 2009, memperoleh delapan posisi di antara negara-negara lain, mengatasi Rusia untuk pertama kalinya, dan sebagian menutup kesenjangan daya saing dengan India dan China di antara BRIC ekonomi. Langkah-langkah penting yang diambil sejak 1990-an menuju keberlanjutan fiskal, serta langkah-langkah yang diambil untuk meliberalisasi dan membuka ekonomi, telah secara signifikan meningkatkan fundamental saing negara, menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi pengembangan sektor swasta. Brazil, bersama dengan Meksiko , telah berada di garis depan Amerika Latin perusahaan multinasional fenomena dimana, berkat teknologi tinggi dan organisasi, perusahaan lokal telah berhasil berubah global.
Menurut statistik pemerintah, Brasil adalah negara kapitalis pertama yang menyatukan sepuluh perusahaan terbesar perakitan mobil di dalam wilayah nasional.Tahunan Brasil Investment Summit berlangsung di São Paulo dan merupakan yang terbesar berkumpul di Brasil pakar investasi internasional yang meliputi peluang dalam kendaraan alternatif, infrastruktur, dan strategi perdagangan canggih. 
Selama Presiden Luiz Inacio Lula da Silva istilah 's jabatan bahwa pemerintah Brasil telah mengambil tugas kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi menjadi reformasi sosial yang luas dan mata pencaharian masyarakat yang umumnya membaik. Dengan masih tingkat pendapatan yang tinggi ketimpangan dalam distribusi sosial kekayaan, meskipun telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Brasil telah menjadi salah satu negara besar di dunia. BM & F Bovespa , indeks pasar saham Brasil telah mencapai 60.959 poin 26 Desember 2012. Menurut Forbes 2011, Brasil memiliki jumlah terbesar ke-8 miliuner di dunia, jumlah yang jauh lebih besar daripada apa yang ditemukan di lain Amerika Latin negara , dan bahkan di depan Jepang . Pada akhir 2011, ekonomi Brazil telah menjadi dunia terbesar keenam.
2.1.1  Sistem Ekonomi Liberal Kapitalis
Sistem ekonomi liberal kapitalis adalah sitem ekonomi yang aset-aset produktif dan faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta. Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba..
Dalam perekonomian liberal kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar- besarnya dan bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas. 
 Keuntungan dan Kelemahan sistem ekonomi liberal kapitalis.
 Sistem ekonomi liberal kapitalis selain memilki keuntungan juga mempunyai kelemahan, antara lain :
 a.    Keuntungan :
1). Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
2). Mengahsilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar masyarakat.
3). Efisiensi dan efektifitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan. 
b.    Kelemahan :
1). Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
2). Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
3). Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
4). Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
5).Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut.
2.1.2 Keberhasilan Liberalisasi
Keputusan pemerintah Brazil dalam melakukan privatisasi sektor migas memberikan dampak positif bagi perekonomian Brazil secara keseluruhan. Beberapa contohnya yakni, PETROBRAS menjadi perusahaan minyak dan gas terbesar kedelapan di dunia (Forbes, April 2011); Brazil menjadi salah satu negara penghasil minyak non-OPEC terbesar  di dunia; Pada tahun 2006 berhasil memenuhi kebutuhan energi dalam negeri Brazil. Tahun 2008 dianugerahi sebagai World Most Sustainable Oil Companies.Prestasi diatas dikatakan Hardya sebagai hasil kerja keras pemerintah yang bisa ditelusuri kedalam dua faktor, internal dan eksternal.
Faktor Internal
·         Industri minyak dan gasnya cukup siap menerima transisi dan perubahan struktur ekonomi.
·         Kompensasi yang diberikan oleh Petrobras kepada stakeholder cukup tepat sasaran dan berbasis riset.
·         Mengembangkan teknik eksplorasi deep water offshore yang menjadi aset berharga perusahaan.
·         Mengembangkan energi alternatif (Biodiesel dan Bioethanol)
·         Mengalami proses internasionalisasi terlebih dahulu sebelum diprivatisasi.
Faktor Eksternal
·         Pemerintah Brazil yang ikut mendesain skema FDI dan perdagangan dalam urusan minyak dan gas / energi di Brazil.
·         Memiliki National Development Council dan National Petroleum Agency yang bertujuan mendukung kinerja Petrobras.
·         Hak suara yang secara masih dimiliki oleh Pemerintah Brazil menjadi modal penting dalam mengendalikan kepentingan Petrobras, khususnya dalam Ekonomi Politik Global.
Mengacu pada pengalaman Brazil, sedikit banyak bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia untuk memperlakukan situasi politik ekonomi internasional secara bijak, dengan kata lain, jika neoliberalisme memang tidak bisa dihindari, harus ada mekanisme pertahanan dalam negeri yang cerdas dalam pembuatan kebijakan sampai dengan implementasinya. Meskipun perlu diingat bahwa privatisasi yang dibicarakan memang sangat berbeda dengan Indonesia. Privatisasi Petrobras yang berhasil dilakukan ternyata membawa kemajuan bagi Brazil sebagai negara, terutama dalam aspek ekonomi politik global. Ini membuktikan bahwa Neoliberalisme sebetulnya bukan masalah yang paling utama dalam soal pengelolaan perusahaan migas. Jauh di akar, masalah yang paling serius adalah kemampuan dan akuntabilitas pemerintah sebagai agen untuk mereproduksi sistem dalam globalisasi ekonomi  yang sedang berjalan.

2.2 Indikator perekonomian Brazil
Ringkasan
Realisasi
Q4/16
Q1/17
Q2/17
Q3/17
2020
-0.80
-0.2
-0.3
-0.2
0.2
1.5
[+]
11.80
12
11.8
11.8
11.7
7.2
[+]
7.87
7.5
7.3
7.3
7.2
3.2
[+]
13.75
13.75
13.5
13.5
13.25
10
[+]
2346.00
5700
5500
5500
5500
3000
[+]
66.23
68
70
70
70
75
[+]
Pasar
Realisasi
Q4/16
Q1/17
Q2/17
Q3/17
2020
61906.36
59500
58900
58300
57700
48100
[+]
11.83
12.04
12.16
12.28
12.4
14.3
[+]
PDB
Realisasi
Q4/16
Q1/17
Q2/17
Q3/17
2020
1774.72
1750
1700
1700
1700
2230
[+]
290134.77
284200
277000
280000
287000
299000
[+]
1506742.22
1480000
1450000
1490000
1500000
1600000
[+]
260490.16
265000
270000
272000
270000
306000
[+]
11159.25
10550
10050
10050
10050
11730
[+]
19178.46
13146
18087
15077
14148
18500
[+]
16625.91
17303
16754
16684
17104
18200
[+]
28543.73
28459
26564
28249
30047
33500
[+]
2374.28
2470
2470
2470
2428
2860
[+]
39642.80
38715
38487
39343
39396
40400
[+]
172179.63
172987
166161
167672
169053
209000
[+]
7884.02
7767
7126
7488
7460
9140
[+]
6267.06
6276
6239
6273
6254
6240
[+]
Harga
Realisasi
Q4/16
Q1/17
Q2/17
Q3/17
2020
7.87
7.5
7.3
7.3
7.2
3.2
[+]
0.26
0.23
0.2
0.2
0.2
0.3
[+]
703.94
720
750
800
820
1050
[+]
119.87
119
120
120
119
145
[+]
110.80
118
120
124
126
145
[+]
Perdagangan
Realisasi
Q4/16
Q1/17
Q2/17
Q3/17
2020
2346.00
5700
5500
5500
5500
3000
[+]
13721.00
17800
18000
18500
19000
25000
[+]
11375.00
12100
12500
13000
13500
22000
[+]
335067.25
350000
355000
352000
350000
434000
[+]
108.21
101
102
104
94
100
[+]
-3182.10
-2615
-2943
-3101
-3176
1030
[+]
8400.00
5461
5836
5744
5749
7000
[+]
169.20
181
188
188
188
187
[+]
67.20
67.2
67.2
67.2
67.2
67.2
[+]
2264.00
2312
2312
2312
2312
2312
[+]
1.74
2.21
2.21
2.21
0.71
1.52
[+]
5813.00
5828
5828
5828
5828
5807
[+]
41.00
24.87
34.72
44.56
44.67
45.29
[+]
Pemerintah
Realisasi
Q4/16
Q1/17
Q2/17
Q3/17
2020
66.23
68
70
70
70
75
[+]
-10.30
-11
-11.5
-11.5
-11.5
-7
[+]
3384.00
-120000
-69000
-36000
-77000
-110000
[+]
91186.15
99307
98651
98322
98349
98349
[+]
148699.00
97515
94582
104081
103782
111303
[+]
31953.60
32146
31957
31768
31734
31900
[+]
4329703.13
4467408
4609188
4747162
4882010
6380021
[+]
Bisnis
Realisasi
Q4/16
Q1/17
Q2/17
Q3/17
2020
132231.00
160000
160000
160000
136362
176000
[+]
174150.00
175000
182000
185000
184000
190000
[+]
159.00
167
169
169
169
169
[+]
-9.12
-3.9
-2
-1
-0.5
1.5
[+]
2720.00
2679
2684
2669
2669
2671
[+]
4.06
4.08
4.08
4.08
4.05
4.18
[+]
38.00
38
38
38
41.19
45
[+]
76.00
76
76
76
70.72
72
[+]
Konsumen
Realisasi
Q4/16
Q1/17
Q2/17
Q3/17
2020
103.20
103
104
103
102
103
[+]
-1.00
-1.5
-0.1
0.2
0.3
1
[+]
-5.90
-2.5
-1.5
-0.2
0.2
2.1
[+]
1009563.63
950000
945000
950000
960000
1200000
[+]
1538959.00
1559165
1589253
1619075
1648626
2009255
[+]
2843632.00
3000000
3000000
3000000
2784718
3690000
[+]
73.67
68.64
68.64
68.64
75.2
55.43
[+]
1.15
1.13
1.12
1.1
1
0.9
[+]
Pajak
Realisasi
Q4/16
Q1/17
Q2/17
Q3/17
2020
34.00
34
34
34
34
34
[+]
27.50
27.5
27.5
27.5
27.5
27.5
[+]
19.00
19
19
19
19
19
[+]
39.80
39.8
39.8
39.8
39.8
39.8
[+]

2.3 Sistem perekonomian Indonesia
2.3.1. Perkembangan Sistem Ekonomi Sebelum Orde Baru
Sejak berdirinya negara Republik Indonesia, banyak sudah tokoh-tokoh negara pada saat itu telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun melalui diskusi kelompok. Sebagai contoh, Bung Hatta sendiri, semasa hidupnya mencetuskan ide, bahwa dasar perekonomian Indonesia yang sesuai dengan cita-cita tolong menolong adalah koperasi (Moh. Hatta dalam Sri Edi Swasono, 1985), namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru telah melanggar dasar ekonomi koperasi.
Demikian juga dengan tokoh ekonomi Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di negara Amerika tahun 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran. Namun demikian dalam proses perkembangan berikutnya disepakitilah suatu bentuk ekonomi Pancasila yang di dalamnya mengandung unsur penting yang disebut Demokrasi Ekonomi.
2.3.2. Sistem Perekonomian Indonesia Berdasarkan Demokrasi Pancasila
Terlepas dari sejarah yang akan menceritakan keadaan yang sesungguhnya pernah terjadi di Indonesia, maka menurut UUD’45, sistem perekonomian pancasila tercermin dalam pasal-pasal 23, 27, 33, dan 34. Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila yang di dalamnya terkandung demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi berarti bahwa kegiatan ekonomi dilakukan dari, oleh dan untuk rakyat di bawah pengawasan pemerintah.

Ciri-ciri utama sistem ekonomi Indonesia:
    a)      Landasan pokok perekonomian Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945. 
  b)  Demokrasi ekonomi menjadi dasar kehidupan perekonomian Indonesia dengan ciri-ciri positif  Demokrasi Pancasila dipilih, karena memiliki ciriciri positif yang diantaranya adalah (Suroso, 1993) :
·         Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
·         Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
·         Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasa oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
·         Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dngan permufakatan  lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga-lembaga perwakilan pula.
·         Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
·         Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
·         Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
·         Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara
2.3.3. Sistem Perekonomian Indonesia sangat Menentang adanya sistem Free fight liberalism, Etatisme, dan Monopoli
Dengan demikian, di dalam perekonomian Indonesia tidak mengijinkan
adanya:
    a)      Free fight liberalism ialah adanya kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah. Dengan dampak semakin bertambah luasnya jurang pemisah kaya dan miskin. 
    b)      Etatisme yaitu keikutsertaan pemerintahan yang terlalu dominan sehingga mematikan motifasi dan kreasi dari masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat.
    c)      Monopoli suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak mengikuti ‘keinginan sang monopoli
Pada awal perkembangan perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila. Ekonomi Demokrasi, dan ‘mungkin campuran’, namun bukan berarti sistem perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950-an - tahun1957-an merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dalam perekonomian Indonesia. Demikian juga dengan sistem etatisme, pernah juga mewarnai corak perekonomian di tahun1960-an - masa orde baru. Keadaan ekonomi Indonesia antara tahun 1950 - tahun 1965-an sebenarnya telah diisi dengan beberapa program dan rencana ekonomi pemerintah. Diantara program-program tersebut adalah:
·         Program Banteng tahun 1950, yang bertujuan membantu pengusaha pribumi.
·         Program/ Sumitro Plan tahun 1951.
·         Rencana Lima Tahun Pertama, tahun 1955-1960
Namun demikian ke semua program dan rencana tersebut tidak memberikan hasil yang berarti bagi perekonomian Indonesia.
Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan adalah:
   a)      Program-program tersebut disusun oleh tokoh-tokoh yang relatif bukan bidangnya, namun oleh tokoh politik, dengan demikian keputusankeputusan yang dibuat cenderung menitik beratkan pada masalah poitik, dan bukannya masalah ekonomi. Hal ini dapat dimengerti mengingat pada masa-masa ini kepentingan politik lebih dominan, seperti mengembalikan negara Indonesia ke negara kesatuan, usaha mengembalikan Irian Barat, menumpas pemberontakan di daerahdaerah, dan masalah politik sejenisnya.
   b)      Akibat lanjut dari keadaan di atas, dana negara yang seharusnya dialokasikan untuk kepentingan kegiatan ekonomi, justru dialokasikan untuk kepentingan politik dan perang.
  c)      Faktor berikutnya adalah, terlalu pendeknya masa kerja setiap kabinet yang dibentuk (sistem parlementer saat itu). Tercatat tidak kurang dari 13 kabinet berganti saat itu. Akibatnya program dan rencana yang telah disusun masing-masing kabinet tidak dapat dijalankan dengan tuntas, kalau tidak ingin disebut tidak sempat berjalan.
   d)     Disamping itu program dan rencana yang disusun kurang memperhatikan potensi dan aspirasi dari berbagai pihak. Disamping putusan individu/ pribadi, dan partai lebih dominan daripada kepentingan pemerintah dan negara.
   e)      Adanya kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia (liberalis, 1950 – 1957) dan etatisme (1958 – 1965).
Akibat yang ditimbulkan dari sistem etatisme yang pernah ‘terjadi’ di Indonesia pada periode tersebut dapat dilihat pada bukit-bukit berikut:
·         Semakin rusaknya sarana-sarana produksi dan komunikasi, yang membawa dampak menurunnya nilai eksport kita.
·         Hutang luar negeri yang justru dipergunakan untuk proyek ‘Mercu Suar’.
·         Defisit anggaran negara yang makin besar, dan justru ditutup dengan mencetak uang baru, sehingga inflasi yang tinggi tidak dapat dicegah kembali. Keadaan tersebut masih dipaparkan dengan laju pertumbuhan penduduk (2,8%) yang lebih besar dari laju pertumbuhan ekonomi saat itu, yakni sebesar 2,2%.
Pelaku –Pelaku Ekonomi dalam Sistem Perekonomian di Indonesia
1. Pemerintah (BUMN)
a. Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi
Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
1 ) Kegiatan produksi
Pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelaku ekonomi, mendirikan perusahaan negara atau sering dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat berbentuk Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan Umum), dan Persero (Perusahaan Perseroan). BUMN memberikan kontribusi yang positif untuk perekonomian Indonesia. Pada sistem ekonomi kerakyatan, BUMN ikut berperan dalam menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri, dan perdagangan serta konstruksi. BUMN didirikan pemerintah untuk mengelola cabang-cabang produksi dan sumber kekayaan alam yang strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak
2 ) Kegiatan konsumsi
Seperti halnya yang telah kalian pelajari pada bab 8 mengenai pelaku-pelaku ekonomi, pemerintah juga berperan sebagai pelaku konsumsi. Pemerintah juga membutuhkan barang dan jasa untuk menjalankan tugasnya. Seperti halnya ketika menjalankan tugasnya dalam rangka melayani masyarakat, yaitu mengadakan pembangunan gedung-gedung sekolah, rumah sakit, atau jalan raya. Tentunya pemerintah akan membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti semen, pasir, aspal, dan sebagainya. Semua barang-barang tersebut harus dikonsumsi pemerintah untuk menjalankan tugasnya. Contoh-contoh mengenai kegiatan konsumsi yang dilakukan pemerintah masih banyak, seperti membeli barang-barang untuk administrasi pemerintahan, menggaji pegawai-pegawai pemerintah, dan sebagainya.
3 ) Kegiatan distribusi
Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga melakukan kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah dalam rangka menyalurkan barang-barang yang telah diproduksi oleh perusahaanperusahaan negara kepada masyarakat. Misalnya pemerintah menyalurkan sembilan bahan pokok kepada masyarakat-masyarakat miskin melalui BULOG. Penyaluran sembako kepada masyarakat dimaksudkan untuk membantu masyarakat miskin memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah harus lancar. Apabila kegiatan distribusi tidak lancar akan memengaruhi banyak faktor seperti terjadinya kelangkaan barang, harga barang-barang tinggi, dan pemerataan pembangunan kurang berhasil. Oleh karena itu, peran kegiatan distribusi sangat penting.
b . Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi
Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi tidak hanya berperan sebagai salah satu pelaku ekonomi, akan tetapi pemerintah juga berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan terhadap jalannya roda perekonomian demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
2. Swasta (BUMS)
BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS merupakan badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan BUMS adalah untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. BUMS didirikan dalam rangka ikut mengelola sumber daya alam Indonesia, namun dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah dan UUD 1945. BUMS dalam melakukan perannya mengandalkan kekuatan pemilikan modal. Perkembangan usaha BUMS terus didorong pemerintah dengan berbagai kebijaksanaan.
Perusahaan-perusahaan swasta sekarang ini telah memasuki berbagai sektor kehidupan antara lain di bidang perkebunan, pertambangan, industri, tekstil, perakitan kendaraan, dan lain-lain. Perusahaan swasta terdiri atas dua bentuk yaitu perusahaan swasta nasional dan perusahaan asing.
3. Koperasi
Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hokum koperasi denga melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
2.4. Indikator Perekonomian Indonesia
PRODUK DOMESTIK BRUTO
INDEKS HARGA KONSUMEN
PRESENTASE PERKIRAAN 5 TAHUN TERAKHIR
PRESENTASE PERKIRAAN 5 TAHUN TERAKHIR
2009
4.6
2009
4.8
2010
6.4
2010
5.1
2011
6.2
2011
5.4
2012
6.0
2012
4.3
2013
5.6
2013
8.4
2014
5.0
2014
8.4
2015
4.8
2015
3.4

HUTANG PEMERINTAH
NILAI TUKAR
PRESENTASE DARI PDB
IDR/USD
2009
28.6
2009
10.389
2010
27.4
2010
9.074
2011
26.6
2011
8.773
2012
27.3
2012
9.419
2013
28.7
2013
11.563
2014
24.7
2014
11.800
2015
27.0
2015
13.400

NERACA TRANSAKSI BRJALAN
PENDUDUK
PRESENTASE DARI PDB
DALAM JUTA
2009
-
2009
-
2010
0.7
2010
241
2011
0.2
2011
244
2012
-2.8
2012
247
2013
-3.3
2013
250
2014
-3.1
2014
253
2015
-2.1
2015
255

KEMISKINAN
PENGANGGURAN
PRESENTASE DARI POPULASI
PRESENTASE DARI TENAGA KERJA
2009
14.2
2009
7.9
2010
13.3
2010
7.1
2011
12.5
2011
6.6
2012
11.7
2012
6.1
2013
11.5
2013
6.3
2014
11.0
2014
5.9
2015
11.1
2015
6.2

CADANGAN DEVISA
DALAM MILIAR USD
2009
66.1
2010
96.2
2011
110.1
2012
112.8
2013
99.4
2014
111.9
2015
105.9

BAB III
KESIMPULAN
Sistem perekonomian yang dianut oleh Brazil dan Indonesia memanglah berbeda. Dilihat dari pendapatan dan pengeluarannya Negara Indonesia sangat jauh berbeda dengan Negara Brazil. Brazil merupakan Negara maju yang berhasil mengembangkan dari sektor industry maupun perdagangannya dengan menerapkan sistem ekonomi kapitalis. Di Indonesia terdapat berbagai macam sistem perekonomian yang dianut. Sistem perekonomian di Indonesia belum bisa dikatakan berjalan dengan maksimal. Karena ekonomi yang ada di Indonesia belum memenuhi kriteria untuk menjadi Negara maju seperti brazil. Untuk itu semoga ditahun-tahun yang akan dating nanti Indonesia mampu menjadi Negara maju seperti Brazil.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diagram Dua Sektor dan Penjelasannya