Contoh Makalah Sistem Perekonomian Indonesia dan Brazil
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perekonomian
Brazil
Brasil
adalah perekonomian nasional terbesar di Amerika Latin ,
yang keenam ekonomi dunia terbesar pada
nilai tukar pasar dan terbesar ketujuh dalam paritas daya beli(PPP), menurut Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.
Brasil memiliki ekonomi campuran dengan sumber daya alam
yang melimpah. Ekonomi Brasil telah diprediksi menjadi salah satu dari lima
terbesar di dunia dalam beberapa dekade ke depan, PDB per kapita mengikuti dan
berkembang. PDB saat ini (PPP) per kapita adalah $ 10.200, menempatkan Brasil
di posisi ke-64 menurut data Bank Dunia. Ini memiliki besar dan
dikembangkan pertanian , pertambangan , manufaktur ,
dan sektor jasa , serta kolam tenaga kerja
yang besar.
Ekonomi
Brazil adalah dunia terbesar ketujuh dengan
nominal PDB . Brasil memiliki
cukup pasar bebas dan ekonomi yang berorientasi ke dalam.
Ekonominya merupakan yang terbesar di Amerika Latin negara
dan kedua terbesar di belahan bumi barat. Brazil adalah salah satu yang tumbuh paling cepat ekonomi utama di
dunia dengan rata-rata pertumbuhan PDB tahunan lebih dari 5 persen. Dalam real Brasil ,
PDB diperkirakan R $ 4403000000000 pada tahun 2013. Perekonomian Brasil telah
diprediksi menjadi salah satu dari lima negara terbesar di dunia dalam beberapa
dekade ke depan. Brazil adalah anggota dari organisasi ekonomi yang beragam,
seperti Mercosur , Unasul , G8 +5 , G20 , WTO , dan Kelompok Cairns . Perdagangan nomor mitra
dalam ratusan, dengan 60 persen dari ekspor sebagian
besar dari manufaktur atau setengah jadi .
barang mitra dagang utama Brasil di tahun 2008 adalah: Mercosul dan Amerika Latin (25,9
persen dari perdagangan), Uni Eropa(23,4
persen), Asia (
18,9 persen), yang Amerika Serikat (14,0 persen), dan
lain-lain (17,8 persen).
Menurut World Economic Forum, Brasil adalah negara
teratas dalam evolusi ke atas daya saing pada
tahun 2009, memperoleh delapan posisi di antara negara-negara lain, mengatasi
Rusia untuk pertama kalinya, dan sebagian menutup kesenjangan daya saing dengan
India dan China di antara BRIC ekonomi.
Langkah-langkah penting yang diambil sejak 1990-an menuju keberlanjutan fiskal,
serta langkah-langkah yang diambil untuk meliberalisasi dan membuka ekonomi,
telah secara signifikan meningkatkan fundamental saing negara, menyediakan
lingkungan yang lebih baik bagi pengembangan sektor swasta. Brazil, bersama
dengan Meksiko , telah berada di garis depan Amerika Latin perusahaan multinasional fenomena
dimana, berkat teknologi tinggi dan organisasi, perusahaan lokal telah berhasil
berubah global.
Menurut
statistik pemerintah, Brasil adalah negara kapitalis pertama yang menyatukan
sepuluh perusahaan terbesar perakitan mobil di dalam wilayah nasional.Tahunan
Brasil Investment Summit berlangsung di São Paulo dan
merupakan yang terbesar berkumpul di Brasil pakar investasi internasional yang
meliputi peluang dalam kendaraan alternatif, infrastruktur, dan strategi
perdagangan canggih.
Selama
Presiden Luiz Inacio Lula da Silva istilah 's
jabatan bahwa pemerintah Brasil telah mengambil tugas kemiskinan dan
pertumbuhan ekonomi menjadi reformasi sosial yang luas dan mata pencaharian
masyarakat yang umumnya membaik. Dengan masih tingkat pendapatan yang
tinggi ketimpangan dalam distribusi sosial
kekayaan, meskipun telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi
Brasil telah menjadi salah satu negara besar di dunia. BM & F Bovespa , indeks pasar saham
Brasil telah mencapai 60.959 poin 26 Desember 2012. Menurut Forbes 2011,
Brasil memiliki jumlah terbesar ke-8 miliuner di dunia, jumlah yang jauh lebih
besar daripada apa yang ditemukan di lain Amerika Latin negara , dan bahkan di depan Jepang .
Pada akhir 2011, ekonomi Brazil telah menjadi dunia terbesar keenam.
2.1.1 Sistem
Ekonomi Liberal Kapitalis
Sistem
ekonomi liberal kapitalis adalah sitem ekonomi yang aset-aset produktif dan
faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta.
Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk memperoleh laba..
Dalam
perekonomian liberal kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri
sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk
memperoleh laba sebesar- besarnya dan bebas melakukan kompetisi untuk
memenangkan persaingan bebas.
Keuntungan dan Kelemahan sistem ekonomi liberal
kapitalis.
Sistem
ekonomi liberal kapitalis selain memilki keuntungan juga mempunyai kelemahan,
antara lain :
a.
Keuntungan :
1). Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
2). Mengahsilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya
persaingan semangat antar masyarakat.
3). Efisiensi dan efektifitas tinggi, karena setiap tindakan
ekonomi didasarkan motif mencari keuntungan.
b.
Kelemahan :
1).
Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
2).
Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin
miskin.
3).
Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
4).
Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena
kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
5).Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan
bebas tersebut.
2.1.2 Keberhasilan Liberalisasi
Keputusan
pemerintah Brazil dalam melakukan privatisasi sektor migas memberikan dampak
positif bagi perekonomian Brazil secara keseluruhan. Beberapa contohnya yakni,
PETROBRAS menjadi perusahaan minyak dan gas terbesar kedelapan di dunia
(Forbes, April 2011); Brazil menjadi salah satu negara penghasil minyak
non-OPEC terbesar di dunia; Pada tahun 2006 berhasil memenuhi kebutuhan
energi dalam negeri Brazil. Tahun 2008 dianugerahi sebagai World Most
Sustainable Oil Companies.Prestasi diatas dikatakan Hardya sebagai hasil
kerja keras pemerintah yang bisa ditelusuri kedalam dua faktor, internal dan
eksternal.
Faktor
Internal
·
Industri minyak dan
gasnya cukup siap menerima transisi dan perubahan struktur ekonomi.
·
Kompensasi yang
diberikan oleh Petrobras kepada stakeholder cukup tepat sasaran dan berbasis
riset.
·
Mengembangkan
teknik eksplorasi deep water offshore yang menjadi aset
berharga perusahaan.
·
Mengembangkan
energi alternatif (Biodiesel dan Bioethanol)
·
Mengalami proses
internasionalisasi terlebih dahulu sebelum diprivatisasi.
Faktor
Eksternal
·
Pemerintah Brazil yang ikut mendesain skema FDI dan
perdagangan dalam urusan minyak dan gas / energi di Brazil.
·
Memiliki National
Development Council dan National Petroleum Agency yang bertujuan mendukung
kinerja Petrobras.
·
Hak suara yang
secara masih dimiliki oleh Pemerintah Brazil menjadi modal penting dalam
mengendalikan kepentingan Petrobras, khususnya dalam Ekonomi Politik Global.
Mengacu
pada pengalaman Brazil, sedikit banyak bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia
untuk memperlakukan situasi politik ekonomi internasional secara bijak, dengan
kata lain, jika neoliberalisme memang tidak bisa dihindari, harus ada mekanisme
pertahanan dalam negeri yang cerdas dalam pembuatan kebijakan sampai dengan
implementasinya. Meskipun perlu diingat bahwa privatisasi yang dibicarakan
memang sangat berbeda dengan Indonesia. Privatisasi Petrobras yang berhasil
dilakukan ternyata membawa kemajuan bagi Brazil sebagai negara, terutama dalam
aspek ekonomi politik global. Ini membuktikan bahwa Neoliberalisme sebetulnya
bukan masalah yang paling utama dalam soal pengelolaan perusahaan migas. Jauh
di akar, masalah yang paling serius adalah kemampuan dan akuntabilitas
pemerintah sebagai agen untuk mereproduksi sistem dalam globalisasi
ekonomi yang sedang berjalan.
2.2 Indikator
perekonomian Brazil
Ringkasan
|
Realisasi
|
Q4/16
|
Q1/17
|
Q2/17
|
Q3/17
|
2020
|
||||||||||
-0.80
|
-0.2
|
-0.3
|
-0.2
|
0.2
|
1.5
|
|||||||||||
11.80
|
12
|
11.8
|
11.8
|
11.7
|
7.2
|
|||||||||||
7.87
|
7.5
|
7.3
|
7.3
|
7.2
|
3.2
|
|||||||||||
13.75
|
13.75
|
13.5
|
13.5
|
13.25
|
10
|
|||||||||||
2346.00
|
5700
|
5500
|
5500
|
5500
|
3000
|
|||||||||||
66.23
|
68
|
70
|
70
|
70
|
75
|
|||||||||||
Pasar
|
Realisasi
|
Q4/16
|
Q1/17
|
Q2/17
|
Q3/17
|
2020
|
||||||||||
61906.36
|
59500
|
58900
|
58300
|
57700
|
48100
|
|||||||||||
11.83
|
12.04
|
12.16
|
12.28
|
12.4
|
14.3
|
|||||||||||
PDB
|
Realisasi
|
Q4/16
|
Q1/17
|
Q2/17
|
Q3/17
|
2020
|
||||||||||
1774.72
|
1750
|
1700
|
1700
|
1700
|
2230
|
|||||||||||
290134.77
|
284200
|
277000
|
280000
|
287000
|
299000
|
|||||||||||
1506742.22
|
1480000
|
1450000
|
1490000
|
1500000
|
1600000
|
|||||||||||
260490.16
|
265000
|
270000
|
272000
|
270000
|
306000
|
|||||||||||
11159.25
|
10550
|
10050
|
10050
|
10050
|
11730
|
|||||||||||
19178.46
|
13146
|
18087
|
15077
|
14148
|
18500
|
|||||||||||
16625.91
|
17303
|
16754
|
16684
|
17104
|
18200
|
|||||||||||
28543.73
|
28459
|
26564
|
28249
|
30047
|
33500
|
|||||||||||
2374.28
|
2470
|
2470
|
2470
|
2428
|
2860
|
|||||||||||
39642.80
|
38715
|
38487
|
39343
|
39396
|
40400
|
|||||||||||
172179.63
|
172987
|
166161
|
167672
|
169053
|
209000
|
|||||||||||
7884.02
|
7767
|
7126
|
7488
|
7460
|
9140
|
|||||||||||
6267.06
|
6276
|
6239
|
6273
|
6254
|
6240
|
|||||||||||
Harga
|
Realisasi
|
Q4/16
|
Q1/17
|
Q2/17
|
Q3/17
|
2020
|
||||||||||
7.87
|
7.5
|
7.3
|
7.3
|
7.2
|
3.2
|
|||||||||||
0.26
|
0.23
|
0.2
|
0.2
|
0.2
|
0.3
|
|||||||||||
703.94
|
720
|
750
|
800
|
820
|
1050
|
|||||||||||
119.87
|
119
|
120
|
120
|
119
|
145
|
|||||||||||
110.80
|
118
|
120
|
124
|
126
|
145
|
|||||||||||
Perdagangan
|
Realisasi
|
Q4/16
|
Q1/17
|
Q2/17
|
Q3/17
|
2020
|
||||||||||
2346.00
|
5700
|
5500
|
5500
|
5500
|
3000
|
|||||||||||
13721.00
|
17800
|
18000
|
18500
|
19000
|
25000
|
|||||||||||
11375.00
|
12100
|
12500
|
13000
|
13500
|
22000
|
|||||||||||
335067.25
|
350000
|
355000
|
352000
|
350000
|
434000
|
|||||||||||
108.21
|
101
|
102
|
104
|
94
|
100
|
|||||||||||
-3182.10
|
-2615
|
-2943
|
-3101
|
-3176
|
1030
|
|||||||||||
8400.00
|
5461
|
5836
|
5744
|
5749
|
7000
|
|||||||||||
169.20
|
181
|
188
|
188
|
188
|
187
|
|||||||||||
67.20
|
67.2
|
67.2
|
67.2
|
67.2
|
67.2
|
|||||||||||
2264.00
|
2312
|
2312
|
2312
|
2312
|
2312
|
|||||||||||
1.74
|
2.21
|
2.21
|
2.21
|
0.71
|
1.52
|
|||||||||||
5813.00
|
5828
|
5828
|
5828
|
5828
|
5807
|
|||||||||||
41.00
|
24.87
|
34.72
|
44.56
|
44.67
|
45.29
|
|||||||||||
Pemerintah
|
Realisasi
|
Q4/16
|
Q1/17
|
Q2/17
|
Q3/17
|
2020
|
||||||||||
66.23
|
68
|
70
|
70
|
70
|
75
|
|||||||||||
-10.30
|
-11
|
-11.5
|
-11.5
|
-11.5
|
-7
|
|||||||||||
3384.00
|
-120000
|
-69000
|
-36000
|
-77000
|
-110000
|
|||||||||||
91186.15
|
99307
|
98651
|
98322
|
98349
|
98349
|
|||||||||||
148699.00
|
97515
|
94582
|
104081
|
103782
|
111303
|
|||||||||||
31953.60
|
32146
|
31957
|
31768
|
31734
|
31900
|
|||||||||||
4329703.13
|
4467408
|
4609188
|
4747162
|
4882010
|
6380021
|
|||||||||||
Bisnis
|
Realisasi
|
Q4/16
|
Q1/17
|
Q2/17
|
Q3/17
|
2020
|
||||||||||
132231.00
|
160000
|
160000
|
160000
|
136362
|
176000
|
|||||||||||
174150.00
|
175000
|
182000
|
185000
|
184000
|
190000
|
|||||||||||
159.00
|
167
|
169
|
169
|
169
|
169
|
|||||||||||
-9.12
|
-3.9
|
-2
|
-1
|
-0.5
|
1.5
|
|||||||||||
2720.00
|
2679
|
2684
|
2669
|
2669
|
2671
|
|||||||||||
4.06
|
4.08
|
4.08
|
4.08
|
4.05
|
4.18
|
|||||||||||
38.00
|
38
|
38
|
38
|
41.19
|
45
|
|||||||||||
76.00
|
76
|
76
|
76
|
70.72
|
72
|
|||||||||||
Konsumen
|
Realisasi
|
Q4/16
|
Q1/17
|
Q2/17
|
Q3/17
|
2020
|
||||||||||
103.20
|
103
|
104
|
103
|
102
|
103
|
|||||||||||
-1.00
|
-1.5
|
-0.1
|
0.2
|
0.3
|
1
|
|||||||||||
-5.90
|
-2.5
|
-1.5
|
-0.2
|
0.2
|
2.1
|
|||||||||||
1009563.63
|
950000
|
945000
|
950000
|
960000
|
1200000
|
|||||||||||
1538959.00
|
1559165
|
1589253
|
1619075
|
1648626
|
2009255
|
|||||||||||
2843632.00
|
3000000
|
3000000
|
3000000
|
2784718
|
3690000
|
|||||||||||
73.67
|
68.64
|
68.64
|
68.64
|
75.2
|
55.43
|
|||||||||||
1.15
|
1.13
|
1.12
|
1.1
|
1
|
0.9
|
|||||||||||
Pajak
|
Realisasi
|
Q4/16
|
Q1/17
|
Q2/17
|
Q3/17
|
2020
|
||||||||||
34.00
|
34
|
34
|
34
|
34
|
34
|
|||||||||||
27.50
|
27.5
|
27.5
|
27.5
|
27.5
|
27.5
|
|||||||||||
19.00
|
19
|
19
|
19
|
19
|
19
|
|||||||||||
39.80
|
39.8
|
39.8
|
39.8
|
39.8
|
39.8
|
|||||||||||
2.3 Sistem perekonomian Indonesia
2.3.1. Perkembangan Sistem Ekonomi Sebelum Orde Baru
Sejak
berdirinya negara Republik Indonesia, banyak sudah tokoh-tokoh negara pada saat
itu telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik
secara individu maupun melalui diskusi kelompok. Sebagai contoh, Bung Hatta
sendiri, semasa hidupnya mencetuskan ide, bahwa dasar perekonomian Indonesia
yang sesuai dengan cita-cita tolong menolong adalah koperasi (Moh. Hatta dalam
Sri Edi Swasono, 1985), namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus
dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru telah melanggar
dasar ekonomi koperasi.
Demikian
juga dengan tokoh ekonomi Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam
pidatonya di negara Amerika tahun 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan
adalah ekonomi semacam campuran. Namun demikian dalam proses perkembangan
berikutnya disepakitilah suatu bentuk ekonomi Pancasila yang di dalamnya
mengandung unsur penting yang disebut Demokrasi Ekonomi.
2.3.2. Sistem Perekonomian Indonesia Berdasarkan
Demokrasi Pancasila
Terlepas
dari sejarah yang akan menceritakan keadaan yang sesungguhnya pernah terjadi di
Indonesia, maka menurut UUD’45, sistem perekonomian pancasila tercermin dalam
pasal-pasal 23, 27, 33, dan 34. Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia
adalah Sistem Ekonomi Pancasila yang di dalamnya terkandung demokrasi ekonomi.
Demokrasi ekonomi berarti bahwa kegiatan ekonomi dilakukan dari, oleh dan untuk
rakyat di bawah pengawasan pemerintah.
Ciri-ciri
utama sistem ekonomi Indonesia:
a) Landasan
pokok perekonomian Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945.
b) Demokrasi
ekonomi menjadi dasar kehidupan perekonomian Indonesia dengan ciri-ciri
positif Demokrasi Pancasila dipilih,
karena memiliki ciriciri positif yang diantaranya adalah (Suroso, 1993) :
·
Perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
·
Cabang-cabang produksi
yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara.
·
Bumi, air, dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasa oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
·
Sumber-sumber kekayaan
dan keuangan negara digunakan dngan permufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta
pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga-lembaga perwakilan pula.
·
Warga negara memiliki
kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan
pekerjaan dan penghidupan yang layak.
·
Hak milik perorangan
diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan
masyarakat.
·
Potensi, inisiatif dan
daya kreasi setiap warga dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak
merugikan kepentingan umum.
·
Fakir miskin dan
anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara
2.3.3. Sistem Perekonomian Indonesia sangat
Menentang adanya sistem Free fight liberalism, Etatisme, dan Monopoli
Dengan
demikian, di dalam perekonomian Indonesia tidak mengijinkan
adanya:
a) Free
fight liberalism ialah adanya kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga
memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah. Dengan dampak
semakin bertambah luasnya jurang pemisah kaya dan miskin.
b) Etatisme
yaitu keikutsertaan pemerintahan yang terlalu dominan sehingga mematikan
motifasi dan kreasi dari masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat.
c) Monopoli
suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga
tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak mengikuti ‘keinginan
sang monopoli
Pada
awal perkembangan perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila.
Ekonomi Demokrasi, dan ‘mungkin campuran’, namun bukan berarti sistem
perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal
tahun 1950-an - tahun1957-an merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis
dalam perekonomian Indonesia. Demikian juga dengan sistem etatisme, pernah juga
mewarnai corak perekonomian di tahun1960-an - masa orde baru. Keadaan ekonomi
Indonesia antara tahun 1950 - tahun 1965-an sebenarnya telah diisi dengan
beberapa program dan rencana ekonomi pemerintah. Diantara program-program
tersebut adalah:
· Program Banteng tahun 1950, yang
bertujuan membantu pengusaha pribumi.
· Program/ Sumitro Plan tahun 1951.
· Rencana Lima Tahun Pertama, tahun
1955-1960
Namun
demikian ke semua program dan rencana tersebut tidak memberikan hasil yang
berarti bagi perekonomian Indonesia.
Beberapa
faktor yang menyebabkan kegagalan adalah:
a) Program-program
tersebut disusun oleh tokoh-tokoh yang relatif bukan bidangnya, namun oleh
tokoh politik, dengan demikian keputusankeputusan yang dibuat cenderung menitik
beratkan pada masalah poitik, dan bukannya masalah ekonomi. Hal ini dapat
dimengerti mengingat pada masa-masa ini kepentingan politik lebih dominan,
seperti mengembalikan negara Indonesia ke negara kesatuan, usaha mengembalikan
Irian Barat, menumpas pemberontakan di daerahdaerah, dan masalah politik
sejenisnya.
b) Akibat
lanjut dari keadaan di atas, dana negara yang seharusnya dialokasikan untuk
kepentingan kegiatan ekonomi, justru dialokasikan untuk kepentingan politik dan
perang.
c) Faktor
berikutnya adalah, terlalu pendeknya masa kerja setiap kabinet yang dibentuk
(sistem parlementer saat itu). Tercatat tidak kurang dari 13 kabinet berganti
saat itu. Akibatnya program dan rencana yang telah disusun masing-masing
kabinet tidak dapat dijalankan dengan tuntas, kalau tidak ingin disebut tidak
sempat berjalan.
d) Disamping
itu program dan rencana yang disusun kurang memperhatikan potensi dan aspirasi
dari berbagai pihak. Disamping putusan individu/ pribadi, dan partai lebih
dominan daripada kepentingan pemerintah dan negara.
e) Adanya
kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian yang tidak
sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia (liberalis, 1950 – 1957) dan
etatisme (1958 – 1965).
Akibat
yang ditimbulkan dari sistem etatisme yang pernah ‘terjadi’ di Indonesia pada
periode tersebut dapat dilihat pada bukit-bukit berikut:
·
Semakin rusaknya
sarana-sarana produksi dan komunikasi, yang membawa dampak menurunnya nilai
eksport kita.
·
Hutang luar negeri yang
justru dipergunakan untuk proyek ‘Mercu Suar’.
·
Defisit anggaran negara
yang makin besar, dan justru ditutup dengan mencetak uang baru, sehingga
inflasi yang tinggi tidak dapat dicegah kembali. Keadaan tersebut masih
dipaparkan dengan laju pertumbuhan penduduk (2,8%) yang lebih besar dari laju
pertumbuhan ekonomi saat itu, yakni sebesar 2,2%.
Pelaku
–Pelaku Ekonomi dalam Sistem Perekonomian di Indonesia
1.
Pemerintah (BUMN)
a.
Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi
Peran
pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah melakukan
kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
1
) Kegiatan produksi
Pemerintah
dalam menjalankan perannya sebagai pelaku ekonomi, mendirikan perusahaan negara
atau sering dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sesuai
dengan UU No. 19 Tahun 2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung berasal
dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat berbentuk Perjan (Perusahaan Jawatan),
Perum (Perusahaan Umum), dan Persero (Perusahaan Perseroan). BUMN memberikan
kontribusi yang positif untuk perekonomian Indonesia. Pada sistem ekonomi
kerakyatan, BUMN ikut berperan dalam menghasilkan barang atau jasa yang
diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di
seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,
manufaktur, pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi,
listrik, industri, dan perdagangan serta konstruksi. BUMN didirikan pemerintah
untuk mengelola cabang-cabang produksi dan sumber kekayaan alam yang strategis
dan menyangkut hajat hidup orang banyak
2
) Kegiatan konsumsi
Seperti halnya yang telah kalian pelajari pada bab 8
mengenai pelaku-pelaku ekonomi, pemerintah juga berperan sebagai pelaku
konsumsi. Pemerintah juga membutuhkan barang dan jasa untuk menjalankan
tugasnya. Seperti halnya ketika menjalankan tugasnya dalam rangka melayani masyarakat,
yaitu mengadakan pembangunan gedung-gedung sekolah, rumah sakit, atau jalan
raya. Tentunya pemerintah akan membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti semen,
pasir, aspal, dan sebagainya. Semua barang-barang tersebut harus dikonsumsi
pemerintah untuk menjalankan tugasnya. Contoh-contoh mengenai kegiatan konsumsi
yang dilakukan pemerintah masih banyak, seperti membeli barang-barang untuk
administrasi pemerintahan, menggaji pegawai-pegawai pemerintah, dan sebagainya.
3
) Kegiatan distribusi
Selain
kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga melakukan kegiatan distribusi.
Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah dalam rangka menyalurkan
barang-barang yang telah diproduksi oleh perusahaanperusahaan negara kepada
masyarakat. Misalnya pemerintah menyalurkan sembilan bahan pokok kepada
masyarakat-masyarakat miskin melalui BULOG. Penyaluran sembako kepada
masyarakat dimaksudkan untuk membantu masyarakat miskin memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah harus lancar.
Apabila kegiatan distribusi tidak lancar akan memengaruhi banyak faktor seperti
terjadinya kelangkaan barang, harga barang-barang tinggi, dan pemerataan
pembangunan kurang berhasil. Oleh karena itu, peran kegiatan distribusi sangat
penting.
b
. Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan Ekonomi
Pemerintah
dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi tidak hanya berperan sebagai
salah satu pelaku ekonomi, akan tetapi pemerintah juga berperan dalam
merencanakan, membimbing, dan mengarahkan terhadap jalannya roda perekonomian
demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
2.
Swasta (BUMS)
BUMS
adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS merupakan badan usaha
yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan BUMS adalah untuk
memperoleh laba sebesar-besarnya. BUMS didirikan dalam rangka ikut mengelola
sumber daya alam Indonesia, namun dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan
dengan peraturan pemerintah dan UUD 1945. BUMS dalam melakukan perannya
mengandalkan kekuatan pemilikan modal. Perkembangan usaha BUMS terus didorong
pemerintah dengan berbagai kebijaksanaan.
Perusahaan-perusahaan
swasta sekarang ini telah memasuki berbagai sektor kehidupan antara lain di
bidang perkebunan, pertambangan, industri, tekstil, perakitan kendaraan, dan
lain-lain. Perusahaan swasta terdiri atas dua bentuk yaitu perusahaan swasta
nasional dan perusahaan asing.
3.
Koperasi
Badan
usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hokum koperasi denga
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
2.4. Indikator
Perekonomian Indonesia
PRODUK DOMESTIK BRUTO
|
INDEKS HARGA KONSUMEN
|
||
PRESENTASE PERKIRAAN 5
TAHUN TERAKHIR
|
PRESENTASE PERKIRAAN 5
TAHUN TERAKHIR
|
||
2009
|
4.6
|
2009
|
4.8
|
2010
|
6.4
|
2010
|
5.1
|
2011
|
6.2
|
2011
|
5.4
|
2012
|
6.0
|
2012
|
4.3
|
2013
|
5.6
|
2013
|
8.4
|
2014
|
5.0
|
2014
|
8.4
|
2015
|
4.8
|
2015
|
3.4
|
HUTANG PEMERINTAH
|
NILAI TUKAR
|
||
PRESENTASE DARI PDB
|
IDR/USD
|
||
2009
|
28.6
|
2009
|
10.389
|
2010
|
27.4
|
2010
|
9.074
|
2011
|
26.6
|
2011
|
8.773
|
2012
|
27.3
|
2012
|
9.419
|
2013
|
28.7
|
2013
|
11.563
|
2014
|
24.7
|
2014
|
11.800
|
2015
|
27.0
|
2015
|
13.400
|
NERACA TRANSAKSI BRJALAN
|
PENDUDUK
|
||
PRESENTASE DARI PDB
|
DALAM JUTA
|
||
2009
|
-
|
2009
|
-
|
2010
|
0.7
|
2010
|
241
|
2011
|
0.2
|
2011
|
244
|
2012
|
-2.8
|
2012
|
247
|
2013
|
-3.3
|
2013
|
250
|
2014
|
-3.1
|
2014
|
253
|
2015
|
-2.1
|
2015
|
255
|
KEMISKINAN
|
PENGANGGURAN
|
||
PRESENTASE DARI POPULASI
|
PRESENTASE DARI TENAGA KERJA
|
||
2009
|
14.2
|
2009
|
7.9
|
2010
|
13.3
|
2010
|
7.1
|
2011
|
12.5
|
2011
|
6.6
|
2012
|
11.7
|
2012
|
6.1
|
2013
|
11.5
|
2013
|
6.3
|
2014
|
11.0
|
2014
|
5.9
|
2015
|
11.1
|
2015
|
6.2
|
CADANGAN DEVISA
|
|
DALAM MILIAR USD
|
|
2009
|
66.1
|
2010
|
96.2
|
2011
|
110.1
|
2012
|
112.8
|
2013
|
99.4
|
2014
|
111.9
|
2015
|
105.9
|
BAB III
KESIMPULAN
Sistem
perekonomian yang dianut oleh Brazil dan Indonesia memanglah berbeda. Dilihat
dari pendapatan dan pengeluarannya Negara Indonesia sangat jauh berbeda dengan
Negara Brazil. Brazil merupakan Negara maju yang berhasil mengembangkan dari
sektor industry maupun perdagangannya dengan menerapkan sistem ekonomi
kapitalis. Di Indonesia terdapat berbagai macam sistem perekonomian yang
dianut. Sistem perekonomian di Indonesia belum bisa dikatakan berjalan dengan
maksimal. Karena ekonomi yang ada di Indonesia belum memenuhi kriteria untuk
menjadi Negara maju seperti brazil. Untuk itu semoga ditahun-tahun yang akan
dating nanti Indonesia mampu menjadi Negara maju seperti Brazil.
Komentar
Posting Komentar